Dialog Pendidikan, Senator Lia Istifhama Dicurhati Terkait Sertifikasi Guru, Benarkah Ada Batasan Pagu?
Surabaya, https://pusatberitarakyat.com/ – Ada yang menarik jelang penghujung tahun 2024, diantaranya adalah kepedulian kaum perempuan terhadap mental anak. Salah satunya yang dilakukan oleh Guru KB-TK Khadijah Wonorejo Surabaya yang menggelar dialog Pendidikan bersama anggota Komite III DPD RI, Dr. Lia Istifhama. Dihadiri puluhan guru dari KB-TK Wonorejo maupun KB-TK Pandegiling, acara dialog pada Selasa, 24/12/24 tersebut berjalan lancar. Banyak tema menarik yang dikaji, mulai dari perkembangan mental anak hingga nasib guru KB-TK.
Memulai dialog, ning Lia, sapaan akrab senator Jatim itu, menjelaskan tentang pentingnya membentuk mental resiliensi pada anak.
“Untuk menghadirkan generasi emas ke depan, maka kita pun harus turut serta membentuk mental emas anak-anak kita. Mental anak yang berkilau kuat, tangguh menghadapi masalah dan bisa bangkit dari keterpurukan. Istilahnya anak-anak dengan mental resiliensi.”
Lebih detail, ia pun menjelaskan terkait karakter sosial dan tangguh bagi anak.
“Terkait Indonesia emas 2045, maka kita bicara bagaimana Indonesia menjadi Leading of Social Solidarity. Besar karena karakter solidaritas sosial. Tentunya, ketangguhan tadi. Anak-anak terbentuk dengan karakker besar hati dan tidak terjebak halusinasi sehingga saat ada masalah, ia memiliki kemampuan resiliensi, dimulai dari tiga aspek, yaitu “I have”, “I can”, dan “I am”. ketiganya menyatu menjadi penguatnya saat ada masalah.”
Politisi yang dikenal sebagai penulis itu juga menjelaskan pentingnya penanaman modal sosial.
“Menjadikan Indonesia sebagai Leading of Social Solidarity, maka keluarga harus menjadi pondasi tertanamnya modal sosial. Dalam hal ini, resiprositas atau pertukaran kebaikan terus ditumbuhkembangkan. Selain itu, orang tua juga harus terus menjaga doa untuk anaknya. Sebagaimana sebuah hadis yang menerangkan bahwa ‘Ada tiga macam doa yang dikabulkan dan tidak diragukan lagi. Doa orang tua untuk anaknya, Doa orang yang bepergian, dan doa orang yang teraniaya.”
Dalam sesi dialog yang diikuti secara antusias oleh para peserta, senator si peran cantik itu juga mendapatkan beberapa aspirasi, diantaranya terkait sertifikasi guru TK dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Kami titip aspirasi terkait ketersediaan sertifikasi pendidikan bagi guru KB-TK. Terutama bagi Guru Kelompok Bermain yang tidak masuk dalam skema sertifikasi guru karena tergolong sebagaiguru dari sekolah non formal. Guru KB tidak dapat mendaftar seleksi PPG Dalam Jabatan padahal peran Guru KB sangat penting bagi pembentukan pendidikan anak usia dini,” terang Asiah, Kepala Sekolah KB-TK Khadijah Pandegiling yang turut hadir.
Selain itu, Asiah juga berharap pemadanan ijazah guru TK dengan SD.
“Satu hal lagi, kami juga titip kepada ning Lia kesamaan ijazah guru TK dan SD sehingga peluang karir guru TK juga bisa setara dengan guru SD, terkait sertifikasi guru misalnya.”
“Selain itu, juga perluasan pagu sertifikasi pendidik bagi guru TK karena yang kami ketahui di lapangan, pagu tersebut dibatasi jumlah siswa sehingga banyak sekali guru TK yang tidak bisa mengakses sertifikasi pendidik akibat jumlah siswa yang ditampung dalam sekolah tersebut,” tambahnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, ning Lia pun memberikan jawaban bijaknya.
“Terkait sertifikasi guru TK memang sudah menjadi bahasan kami di Komite III DPD RI dan semoga hal tersebut segera ada kabar baik, terutama dalam penambahan kuota sertifikat pendidik.”
“Sedangkan terkait PPG, ketika tujuan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam menjadi guru, maka tentunya hal ini juga penting bagi guru TK. Syukur-syukur juga guru Kelompok Bermain yang menjadi pintu pertama pendidikan bagi anak di lingkungan sekolah,” terangnya.
Mengenai pagu sertifikat pendidik dengan jumlah siswa, ning Lia menjelaskan bahwa tidak ada informasi mengenai pagu sertifikasi pendidik guru TK berdasarkan jumlah siswa. Pun begitu, ia berharap inovasi kebijakan yang aspiratif.
“Semoga ke depan semakin ada inovasi yang aspiratif terkait pendidikan, terutama dalam hal transisi kelompok bermain agar eksistensi KB-TK semakin kuat dan berdaya. Gurunya berdaya dan lembaga pendidikannya juga maju sehingga sama-sama memberikan kemanfaatan lebih untuk masyarakat,” pungkasnya.
Adapun acara dialog tersebut pun diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian kenang-kenangan dari Kepala Sekolah KB-TK Khadijah Wonorejo, Dr.Samihah Hilyati, M.Pd Kepala KB-TK Khadijah Wonorejo, kepada ning Lia.