Pusatberitarakyat.com – Banyak yang mengatakan, “Wong Jowo Ora Njawani” yang artinya orang Jawa tidak menunjukkan tabiat orang Jawa yang sesungguhnya. Tingkah laku, moral dan kepribadiannya sudah bukan orang Jawa yang sesungguhnya.
Banyak yang beranggapan, terutama kaum muda bahwa ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa itu sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan sekarang yang serba canggih. Sehingga bukan hal yang mustahil kalau ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa yang diturunkan oleh nenek moyang kita itu bakalan lenyap dari bumi tercinta ini.
Padahal, ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa tersebut memiliki makna yang sangat mendalam yang mengarah ke kebahagiaan hidup. Selain itu, jika dicocokkan dengan ajaran agama apa saja juga tidak ada penyimpangan. Artinya ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa itu banyak yang sesuai dengan tuntunan Yang Menguasai Dunia ini. Maka dari itulah tak ada salahnya jika kita menguri-uri ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa ini.
Berikut ini adalah beberapa ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa yang sudah popular di masyarakat Jawa dan sekitarnya:
1. Sopo Sing Kelangan Bakal Diparingi – Sopo Sing Nyolong Bakal Kelangan
Barang siapa yang kehilangan akan dikasih dan barang siapa yang mencuri akan kehilangan. Kita diajarkan untuk tidak mudah mengambil barang milik orang lain. Memang kelihatannya mendapatkan barang baru namun pada suatu saat nanti juga juga akan dibalas dengan kehilangan sesuatu oleh Yang Kuasa.
Namun jika kita mau bersedekah (memberikan sesuatu pada orang lain) suatu saat nanti akan dibalas oleh-Nya dengan pemberian yang lebih banyak.
2. Wong Jowo Iku Gampang Ditekak Tekuk
Orang Jawa itu mudah di bengkan-bengkokkan. Maksudnya, orang Jawa itu fleksibel, mudah bergaul dan bisa berada di berbagai level masyarakat.
3. Mangan Ora Mangan Sing Penting Kumpul
Makan tidak makan yang penting kumpul. Hal ini tidak tepat kalu Anda artikan secara leterlek. Tidak harus rumahnya itu kumpul dalam satu kampung melainkan yang lebih utama adalah sering mengadakan pertemuan untuk menjalin persaudaraan.
4. Alon Alon Waton Kelakon
Pelan-pelan saja asal terlaksana. Bukan berarti menjalani hidup itu tanpa usaha, hanya ngikuti aliran air. Namun tetap berusaha sekuat tenaga tapi tidak memaksa diri.
5. Nerimo Ing Pandum
Dapat menerima pemberian. Menerima dengan ikhlas apa yang sudah dihasilkan dari jerih payahnya. Baik itu dirasa untung atau rugi sekalipun. Mereka bisa menerima apa adanya tanpa ada perasaan gelisah.
6. Urip Iku Urup
Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain, terutama yang ada di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan semakin baik.
7. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro
Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan / kesejahteraan dan memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.
8. Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
Segala sifat keras hati, picik, angkara-murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.
9. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho
Berjuang tanpa perlu membawa massa. Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan. Kaya tanpa didasari atas kebendaan.
Nampaknya ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa ini aneh, kaya kok tanpa harta benda itu gimana? Maksudnya adalah kaya hati. Kalau seseorang itu sudah merasa kaya dalam hatinya, pasti dia akan merasa tenteram dan sudah cukup dengan semua yang dia miliki, meskipun yang melihatnya serba kekurangan.
10. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan mudah sakit hati ketika musibah menimpa diri, Jangan sedih ketika kehilangan sesuatu. Ini menunjukkan sifat tidak egois. Apa yang kita miliki sebenarnya ada yang memiliki-Nya. Kita tepatnya hanya pemilik sementara yang harus merelakan semua yang kita miliki diambil oleh-Nya karena memang Dialah yang berhak memiliki.
11. Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman
Jangan mudah heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut, Jangan mudah manja.
12. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.
13. Ojo Kuminter Mundak Keblinger, ojo Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah dan jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
14. Ojo Milik Barang Kang Melok
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik dan indah gemerlap.
15. Ojo Adigang, Adigung, Adigun
Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti. Kalau diartikan perkata: Adigang artinya membanggakan kekuatan, Adigung artinya membanggakan kebesaran dan Adiguno artinya membanggakan kepandaian.
16. Ojo Mburu Kidang Mlayu
Jangan memburu atau mencari-cari hal-hal yang sia-sia, carilah sesuatu yang memingkinkan untuk Anda dapatkan.
17. Ora Obah Ora Mamah
Untuk mendapatkan rijki dari Yang Kuasa harus berusaha dengan sekuat tenaga.
18. Sak Bejo-Bejone Wong Kang Lali, Isih Bejo Wong Kang Eling Lan Waspodo
Seberuntung-untungnya orang yang lupa, masih beruntung orang yang ingat dan waspada. Jangan sampai karena urusan keduniaan, kita melupakan aturan dan menghalalkan segala cara.
19. Akeh Durung Mesti Cukup, Sethithik Durung Mesti Kurang
Banyak belum tentu cukup dan sedikit belum tentu kurang. Sebanyak apapun penghasilan Anda, kalau Anda tidak dapat mensyukurinya pasti akan merasa kurang salamanya. Intinya ada di dalam hati, bagaimana untuk dapat mensyukuri atas semua pemberian.
20. Ojo Mburu Seneng Nanging Mburuo Ayem
Jangan raih senang melainkan raihlah ketenteraman. Dalam mengerjakan sesuatu, jangan berpatokan asal Anda senang saja namun juga pertimbangkan orang lain di sekitar Anda. Karena ketenteraman itu tidak dapat ditentukan dari dalam diri sendiri namun juga lingkungan Anda tinggal.
21. Wong Sing Menang Iku Wong Sing Bisa Ngasorake Priyanggane Dhewe
Belum dikatakan menang jika belum bisa mengalahkan dirinya sendiri. Mengalahkan dirinya sendiri maksudnya dapat menahan hawa nafsu, tidak mudah tersinggung, bersabar dan mudah mema’afkan.
22. Dadi Manungsa Sing Bisa Ngatur Urip, Aja Gelem Diatur Urip, Nanging Aja Nglalekake Aturane Sing Gawe Urip
Jadilah manusia yang dapat mengatur kehidupan, Jangan mau diatur oleh kehidupan, Tapi jangan melupakan aturan Yang Membuat Hidup.
23. Urip Iku Sawang Sinawang, Sing Ketokke Luweh Kepenak Durung Mesti Kepenak, Sing Ketokke Rekoso Durung Mesti Rekoso
Hidup itu adalah melihat terhadap orang lain, orang yang terlihat bahagia belum tentu bahagia, namun orang yang terlihat susah belum tentu susah.
24. Urip Iku Ojo Digawe Sambat, Dilakoni Ae Sak Mlakune
Hidup itu jangan dibuat sengsara, dijalankan saja semampunya.
25. Urip Iku Ojo Digae Susah, Wahaye Seneng yo Seneng, Wayahe Nyambut Gae yo Nyambut Gawe, Wayahe Leren yo Leren, Wayahe Ngibadah yo Ngibadah
Hidup itu jangan dibuat susah, saatya senang yang senang, saatnya bekerja ya bekerja, saatnya istirahat ya istirahat, saatnya beribadah ya beribadah. Intinya tidak memaksa, jalankan saja sewajarnya.
26. Ora Usah Difikir Nganti Sepaneng, Urip Iki Mung Sedelok, Nek Iso Dilakoni yo Dilakoni, Sing Penting Wes Dicobo
Tidak perlu dipikir hingga membebani, hidup itu hanya sebentar. Kalau bisa dijalankan ya dijalankan, tapi yang utama adalah sudah mencobanya. Kalau sudah dipersiapkan dengan matang, jalankan saja dan pasrah pada Sang Pencipta serta yakin akan berhasil.
27. Ora Usah Difikir Jero-Jero, Kabeh Wes Ono Dalane, Sing Penting Dilakoni
Jangan dipikir terlalu mendalam, semua sudah ada jalannya, dan yang penting dijalankan, begitu saja.
28. Rawe-Rawe Rantas Malang-Malang Putung
Barang siapa yang mengganggu akan lebur, dan yang menghalangi akan hancur. Ajaran ini sangat tepat untuk memberikan semangat dalam perjuangan.
29. Holobis Kuntul Baris
Gotong royong dan bekerja sama.
30. Obah Ngarep Kobet Mburi
Bersusah dahulu dan bersenang kemudian.
31. Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah
Hidup rukun membuat sentosa (bahagia) dan hidup bermusuhan menjadi sengsara.
32. Jerbasuki Mowo Bea
Setiap keberhasilan ada harga yang dibayarkan. Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan sebuah perjuangan dan pengorbanan. Tidak mungkin tanpa ada usaha yang keras tiba-tiba Anda mendapatkan kemenangan.
33. Becik ketitik olo ketoro
Kebaikan akan tampak dan kejelekan akan terlihat. Perbuatan jelek akan mudah tersebar kemana-mana, tapi kalau perbuatan baik mungkin tidak terlihat untuk sekarang ini namun pada suatu saat nanti pasti akan diakui oleh orang banyak.
34. Sapa Weruh Ing Panuju Sasad Sugih Pager Wesi
Siapa saja yang bercita-cita luhur dan mulia, pasti akan tertuntun jalan hidupnya.
35. Alang-Alang Dudu Aling-Aling, Margining Keutamaan
Persoalan-persoalan dalam kehidupan bukan sebuah penghambat, namun justru menjadi jalan bagi kesempurnaan. Jadi, jangan sampai ada pemikiran untuk lari dari permasalahan. Hadapilah dan selesaikan secara tuntas. Apa yang sudah Anda lakukan akan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Cocok dengan kata Mutiara “Experience is the best teacher”.
Itulah beberapa ajaran moral, kata bijak dan filosofi hidup Orang Jawa yang sudah dipopularkan oleh para pujangga dulu. Semoga dapat mengilhami setiap langkah kehidupan.(**)
Dikutip dari : https://www.google.com/amp/s/muh-amin.com/ajaran-moral-kata-bijak-dan-filosofi-hidup-orang-jawa-lengkap/