Apresiasi BGN, Ning Lia Istifhama Tegaskan Pentingnya Akses Gizi Seimbang bagi Warga Pinggiran
SURABAYA, pusatberitarakyat.com – Kinerja program Badan Gizi Nasional (BGN) dalam mendistribusikan Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada pelajar di Jawa Timur diapresisasi oleh Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, Senin (10/11/2025). Dalam kunjungan ke SMAN 19 Surabaya, Ning LIa Istifhama memantau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Dalam kesempatan tersebut, Ning Lia memberikan apresiasi tinggi terhadap kinerja BGN yang dinilai berhasil mendistribusikan makanan bergizi secara tepat sasaran.
Program MBG di SMAN 19 Surabaya telah berjalan selama tiga minggu, dan menurut pantauan Ning Lia, pelaksanaannya berjalan lancar. “Saya sangat mengapresiasi upaya BGN, terutama Pak
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana dan tim BGN yang telah memastikan distribusi MBG sesuai target. Anak-anak di sini terlihat antusias dan mengaku senang dengan makanan yang disediakan,” ujar Ning Lia di sela kunjungannya, Senin (10/11).
Lebih lanjut, Ning Lia senator yang beberapa waktu lalu meraih DetikJatim Award 2025 itu menekankan pentingnya keberlanjutan program MBG, khususnya di wilayah pesisir pinggiran seperti Surabaya bagian utara.
“Kawasan pinggiran sering kali memiliki tantangan tersendiri dalam hal gizi anak. Dengan adanya MBG ini, diharapkan kebutuhan gizi pelajar dapat terpenuhi sehingga mereka bisa belajar dengan semangat dan sehat,” tambah Ning Lia, yang juga keponakan Gubernur Jawa Timur Khoffiah Indar Parawansa.
Menurut senator yang juga akademisi dan seniman tersebut itu kunjungan tersebut menjadi bentuk dukungan nyata dari DPD RI terhadap program pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi generasi muda, terutama di kawasan pesisir dan pinggiran kota.
Sementara itu, Kepala SMAN 19 Surabaya, Ibu Agustina Pertiwiningrum, S.Pd., M. M mengatakan, anak-anak mengaku suka dengan menu MBG yang dikirimkan setip hari. “Kalau sudah dapat MBG itu anak-anak senang sekali. Yang biasanya kalau pelajaran lesu, sekarang semangat sekali belajarnya,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia sendiri mengalokasikan sebesar Rp71 triliun untuk program MBG pada APBN 2025. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan, Zulkifli Hasan, setelah rapat bersama kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko Pangan di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta.
”Anggaran untuk program makanan bergizi ini mencapai Rp71 triliun. Rinciannya adalah Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp7,433 triliun untuk program dukungan manajemen,” ujar Menko Pangan Zulkifli.
Anggaran sebesar itu menyasar sekitar 19,47 juta orang dari kalangan anak sekolah hingga ibu hamil maupun menyusui. Untuk itu, Presiden Prabowo Subianto berpesan agar pelaksanaan program MBG ini dilaksanakan dengan baik. Mengingat mata rantai program ini melibatkan banyak pihak mulai dari sekolah, petani, peternak, transportir, ahli gizi, dan pemerintah daerah.
Dalam hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) merupakan koordinator pelaksana dari program MBG ini. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya sudah membangun 85 satuan pelayanan untuk menjalankan program MBG.
Satuan pelayanan akan melayani 3.000 anak sekolah penerima makan gratis. Ini lebih lengkap dari dapur umum, yakni menjadi tempat memasak makanan sekaligus offtaker produk pertanian lokal.
“Kami sudah membangun hampir 85 (satuan pelayanan). Itu rata-rata untuk bangunan kurang lebih sekitar Rp1, miliar sampai Rp1,5 miliar. Nanti peralatannya kurang lebih sekitar Rp700 (juta),” ungkap Dadan.
Pihaknya juga siap melakukan uji coba MBG di 100 titik sampai akhir 2024. Kendati demikian, menurut Kepala Badan Gizi Nasional lokasi uji coba masih paling banyak akan berada di Pulau Jawa. Sebab, menurut Dadan, mayoritas anak sekolah ada di Pulau Jawa.
Terkait metode penyaluran yang akan digunakan. Badan Gizi Nasional akan melakukan tiga skema. Pertama, Badan Gizi Nasional akan membangun dapur pusat. Kedua, membangun dapur di sekolah atau pesantren dengan jumlah siswa minimal 2.000 orang.
Ketiga, BGN akan melayani di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dalam waktu setengah jam. Sedangkan wilayah yang harus dijangkau dalam satu hari, nanti akan dikirimkan dengan menggunakan paket vacuum. Pengiriman untuk daerah terpencil akan dilakukan setiap satu bulan atau satu minggu, dengan menu makanan yang bervariasi.
Dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (17/10/2024) Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, program MBG bakal mendongkrak produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp4.510 triliun pada 2025. Hitungan ini berdasarkan alokasi anggaran program MBG tahun 2025 yang sebesar Rp71 triliun dan menyasar sekitar 19,47 juta orang dari kalangan anak sekolah hingga ibu hamil maupun menyusui.
Tidak hanya itu, menurut Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti juga menemukan, efek program MBG ke PDB akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah peserta dan anggaran yang dialokasikan pemerintah. Misalnya pada 2026, dengan anggaran Rp109,7 triliun dan jumlah penerima sebanyak 30,46 juta orang, maka efek berganda ke PDB meningkat jadi Rp6,967.2 triliun.
Lantas meningkat lagi pada 2027 dan 2028 yakni menjadi masing-masing Rp9.479,4 triliun dan Rp14.219,1 triliun dimana pada 2027 estimasi alokasi anggarannya sebesar Rp149,2 triliun dengan 41,45 juta penerima lalu pada 2028 bertambah anggarannya menjadi Rp223,8 triliun dan 62,17 juta penerima. Selanjutnya pada 2029, estimasi alokasi anggaran program MBG sekitar Rp298,4 triliun untuk 82,9 juta penerima, dapat mendongkrak PDB sebesar Rp18.958,8 triliun. (*)
















