Pusatberitarakyat.com | Lamongan – Meski memiliki prevalensi stunting yang bisa dikatakan rendah, yakni 6,45 persen, Kabupaten Lamongan terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting termasuk masalah pada pertumbuhan anak yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi.
Sebagai salah satu upaya baru untuk menangani stunting, Lamongan telah melakukan pencanangan Jum’at Gembira (Gerakan Minum Tablet Tambah Darah) pada pilot project pelaksanaan gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana peduli stunting pada Jum’at (17/12), di Balai Desa Deketkulon Kecamatan Deket.
Diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan, Anis Kartika Yuhronur Efendi, bahwa kegiatan ini merupakan inisiasi dari TP PKK pusat. Pilot project yang menjadi fokus di Lamongan terdapat 5 desa di 5 kecamatan, yang salah satunya yakni Deket Kulon, dengan penambahan fokus utama yaitu Peduli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), masyarakat menuju PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan peduli lingkungan. Hal tersebut ditujukan agar dalam pelaksanaan penanganan stunting ini lebih maksimal.
“Kami menghimbau kegiatan pilot project ini dapat berjalan dengan baik dengan dukungan semua pihak. Peran serta kader PKK juga tidak boleh diabaikan, jika kader tidak aktif maka akan berdampak pada tidak adanya peningkatan kesejahteraan keluarga. Ini secara langsung akan berpengaruh terhadap keberhasilan program PKK, khususnya dalam mensukseskan program penanganan stunting,” tutur Bu Anis Yes.
Menurut Bu Anis Yes, Gembira (Gerakan Minum Tablet Tambah Darah) merupakan upaya pencegahan stunting pada calon ibu, yakni untuk remaja wanita dengan usia produktif. “Tablet tambah darah ini disarankan dikonsumsi seminggu sekali dan konsisten, artinya jangan sampai bolong-bolong, agar hasilnya lebih efektif dan tubuh lebih prima,” tambahnya.
Turut hadir mendampingi Bu Anis Yes, Bupati Yes selain meresmikan desa pilot project dan Jum’at Gembira, juga mengungkapkan bahwa tantangan stunting ini merupakan tanggungjawab dan tugas bersama agar dapat diminimalisir hingga menjadi zero stunting.
“Ini tanggungjawab kita bersama, bukan hanya Dinas Kesehatan atau TP PKK, tapi kolaborasi, termasuk tanggungjawab masyarakat dan anak-anak ini. Karena ini menjadi pilot project, konsekuensinya desa harus siap, memiliki konsep yang jelas. Jangan sampai Jum’at ini dilaksanakan Gembira, terus jum’at depan tidak ada lagi. Gembira ini sebagai salah satu bagian untuk upaya pencegahan dan penurunan stunting. Kita harapkan untuk zero stunting, mudah-mudahan ini berhasil,” harap Pak Yes. (**)