Lamongan,Pusatberitarakyat.com – Tinggal di rumah yang hampir roboh, inilah potret kemiskinan dan/atau kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lamongan masih harus ditelusur dengan data terkini agar bisa dientaskan dengan program yang sudah dicanangkan pemerintah pusat.
Kisah yang cukup memilukan ini masih ada di depan mata kita. Miris !! Kata ini seolah menggambarkan kondisi batin Mak Siti Yuliana, Janda berusia 55 tahun yang tinggal di Kampung, Gang Podang RT.3/ RW 2, Desa Karangkembang, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan ini.
Di usianya yang menjelang senja, wanita tua ini harus pasrah tinggal di rumah yang tidak layak huni dan sudah terlihat doyong atau hampir roboh. Rumah sesek bambu kayu yang sudah puluhan tahun ditempati Mak Siti bersama seorang anaknya yang kini masih bersekolah di salah satu SMK di Babat ini pun nyaris tumbang karena sudah lapuk dan termakan usia.
Miris !! Kondisi rumah Mak Siti Yulianah ini, dituturkan oleh Sugeng, tetangga dekatnya yang juga seorang RW di kampung tersebut pada awak media, “Banyak bagian bangunan rumah yang sudah lapuk dan berpotensi besar bakal ambruk, tinggal menunggu waktu. Pada bagian dinding ruang tamu saja, hampir seluruhnya rapuh sehingga isi rumah dapat terlihat jelas dari luar. Begitu pula dinding depan rumah yang sudah mulai bergerak, doyong (miring). Bagian atap rumah juga sangat memprihatinkan, dengan beberapa genteng yang mulai berjatuhan ke bawah. Dari luar rumah nampak jelas bagian atap yang condong itu sangat membahayakan rumah di sampingnya jika ambruk,” terangnya.
Lanjutnya, “Bangunannya masih dari bambu, namun sudah lapuk dan kondisinya sudah miring. Konon kalau hujan juga bocor di mana-mana,” kata pria ini.
Masih dari penuturan Sugeng, Mak Siti tergolong warga miskin, kerjanya hanya serabutan pembantu rumah tangga, itupun hanya “rok-rok asem” (kadang kerja kadang menganggur). Janda yang ditinggal mati suaminya puluhan tahun silam itu ternyata tak pernah mendapat bantuan pemerintah untuk perbaikan rumah melalui program bedah rumah, rutilahu, dll.
RW Sugeng dan perangkat RT juga sempat beberapa kali mengajukan bantuan kepada pihak pemerintah setempat, namun entah kenapa tak pernah mendapatkan respons serius.
Sementara itu, Ketua RT.03 Maslan menyampaikan rasa prihatin terhadap kondisi rumah warganya tersebut. Menurut dia, rumah Mbok Siti ini pernah diperbaiki sukarela atas ukuran dan tenaga warga. Namun kini sudah rusak lagi, jadi ia dan perangkat merasa sungkan untuk mengajak warga kembali bergotong royong.
“Benar kata Pak RT, memang warga sangat peduli dan pernah kita perbaiki. Kini kami berharap dengan keselamatan keluarganya dan ingin ibu ini segera memiliki rumah yang layak karena ada bantuan dari pemerintah atau pihak lainnya,” lanjut Sugeng.
Melalui ditayangkannya berita ini, Mbok Siti berharap rumahnya bisa secepatnya mendapat perbaikan dari pemerintah meski lewat program apa saja. (*Danar.SP/F2)